CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 15 Mei 2011

Black Forest

Siang itu di rumah tercium kue yang dipanggang, hmm membuatku ingin melahapnya saja. Rupanya mamaku telah menyelesaikan kue yang dibuatnya. Yaa, mamaku sangat pintar membuat kue sehingga ia sering menerima pesanan kue sebagai pekerjaan tetapnya. BLACK FOREST adalah kue andalan mama. Dari hasil membuat kue ini lumayan cukup untuk membantu memenuhi kebutuhan kami, maklumlah biaya hidup jaman sekarang membuat mamaku harus membantu papaku dalam mencari nafkah di KOTA BANDUNG yang katanya Paris Van Java ini.

"
Via, tolong anterin kuenya ini ke rumah tante Manda!" teriak mamaku membuyarkan anganku.
"
Ke tante Manda? Sivia males kalo kesana" ujarku menyahut.
"
Kan cuma sebentar, lagian dekat. Kalo mama bisa, mama pasti jalan sendiri".
"
Bukan begitu.. Ya udah deh , Via pergi".

Sambil cemberut aku mengambil bungkusan kue bolu dan melangkah keluar. Mama sudah 2 hari ini sakit, sepertinya terkena demam. Namun, tetap saja ia menerima pesanan kue. Aku gak tega ngebiarin mama mengantar kue dalam keadaan sakit.
Ke
rumah tante manda, tetanggaku... Hmm,, berarti aku harus berjumpa dengan Rio anaknya yang 1 kelas denganku. Itu yang membuatku malas, sebenernya gak ada masalah sama Rio, cuma aku gak ingin kalo dia tau aku anak seorang tukang kue.

"
Permisi"

"Eh Via, sudah jadi pesanan tante?" tante Manda menyambutku ramah.
"
Yaa, tante ini kuenya semuanya Rp 120.000".
"
Masuk, duduk dulu. Tante ambil uangnya didalam".

Aku memandang sekeliling rumah itu dengan cermat berkali-kali. Hmm, pantas banyak gadis yang menginginkan Rio jadi pacarnya. Udah cakep, pinter, tajir lagi. Dan kali ini . . .

"
Loh, Sivia?" sapa Rio setengah kaget melihatku.
"
Kamu kenal, Yo?" tanya tante Manda yang baru saja keluar dari kamar.
"
Iya ini temen sekelas Rio, ma" kata Rio menerangkan.
"
Iya" jawabku menimpali.
"
Kenapa kamu gak bilang kalo sekelas sama anak tante, Via?" pertanyaan tante Manda membuatku bingung.
"
Saya juga gak tau kalo Rio anak tante" jawabku berbohong.

Padahal aku sudah tau sejak awal mengantar kue kesini. Aku masih ingat betapa kagetnya diriku ketika melihat foto Rio. Cowok yang aku kagumi terpampang dirumah ini. Dari temen-temen aku jadi semakin yakin bahwa Rio anak tunggal tante Manda.

"
Via ini uangnya, buat besok tanggal 24 tante pesan black forest yang ukuran besar buat ultah Rio".
"
Ya tante" jawabku singkat.

Aku pun menerima uang dari tante Manda dengan lemas. Tamatlah sudah pikirku, Rio pasti akan tau dari mamanya bahwa aku adalah seorang anak tukang kue. Apa jadinya?? Ia pasti akan menjauh dariku.

"
Tante.. Rio.. Aku pulang dulu yaa"ujarku sambil berbalik.
"
Tunggu! Kamu udah dapet undangan ultah aku kan?" tanya Rio.
"
Yaa" jawabku lirih.
"
Kamu bisa dateng kan!" tanya Rio penuh harap.
"
Aku belum tau".
"
Kenapa?" tanya Rio.
"
Gpp , bye" jawabku sambil berlalu.
Aku bergegas keluar dari halaman rumah Rio. Langit sore itu tampak mendung semendung hatiku. Tak ada orang yang tau perasaanku saat ini. Aku sudah dengar dari teman-teman bahwa selama ini Rio naksir padaku. Sekarang????? Hal itu sudah tak mungkin rasanya , ia pasti akan menjauhiku karena aku anak seorang tukang kue.

Air mata mulai mengucur ke pipiku bercampur air hujan yang membasahi kota Bandung. Kala itu
langit seolah mengerti hatiku, aku tidak langsung pulang tapi membiarkan diriku basah disapu hujan. Setelah puas menangis aku pun pulang.

"
Via, kok lama" tanya papa.
"
Tadi Via kerumah temen"jawabku bohong.
"
Yaa sudah. Sekarang kamu mandi lalu istirahat" perintah papa.
"
Ma, nanti tanggal 24 tante Manda pesan black forest buat ultah anaknya".
"
Syukurlah" ujar mamaku.

***
Pagi hari aku terbangun mendengar alarm hp berbunyi. Jam 06.30.
Astagaaa aku terlambat bangun.
"
Ma, Via kok gak dibangunin??" teriakku.
"
Tadi mama pegang badan kamu demam, mama pikir kamu mesti istirahat".
"
Ma hari ini aku ada tes, aku mesti berangkat" ujarku terburu-buru.
"Via" aku menoleh kebelakang. Aku mencari sosok lelaki yang memanggilku.
"
Heii, kita sama-sama telat yaa".

Ternyata cowok itu Rio...
"
Ternyata kamu yang sering diceritain mamaku" ujarnya.
"
Maksudmu?"tanyaku.
"Mamaku sering membanggakan kamu lho didepanku".
"
Tante Manda bilang apa?" tanyaku penasaran.
"
Mamaku bilang kamu cewek yang rajin, pintar bikin kue, dan suka membantu orangtua, pokoknya calon istri yang baek deh.. Iyaa kan?" ujar rio menggoda.
"
Mamamu terlalu berlebihan" aku berlari menjauh, aku masih bingung dengan sikap Rio. Kok lain gak seperti bayanganku, ia akan menjauh dariku karena tau aku anak tukang kue.
"
Sebenernya selama ini aku kagum sama kamu" kata Rio mengejarku.

Aku gak percaya kata-kata itu meluncur dari mulutnya, namun aku tetap membiarkannya berkata-kata.
"
Aku sayang kamu, Vi. Sejak awal aku 1 kelas sama kamu".
"
Kamu tau kan kalo aku anak tukang kue" ujarku menangis.
"
So whaat? Kamu justru harus bangga pada pekerjaan orang tua kamu Via" terang Rio.
"
Iya aku tau, tapi kamu kan...."
"
Aku apa? Anak orang kaya maksudmu? Itu kan hanya titipan Tuhan. Kenapa kamu mikirin hal itu, yang penting perasaanmu.. Mamaku juga sudah setuju kok, sekarang apa jawaban kamu Via?" jelas Rio penuh harap.
"
Aku. . Aku juga sama, aku sayang kamu" jawabku sambil berlari menuju kelas.

***
Ketika itu tanggal 24 Oktober, aku mulai membuat kue BLACK FOREST. Namun, bedanya kali ini kuenya betul-betul spesial. Aku yang membuatnya sendiri setelah belajar mati-matian bersama mama.

Kali ini berhasil, kue yang sempurna. Aku mulai menghiasinya dengan serpihan coklat dan menambahkan Whipped cream dan cherry. Di bagian tengahnya kutulis "HAPPY B'DAY RIO". Setelah ku bungkus rapi, aku mengantarkannya ke rumah Rio, aku memencet bel ternyata Rio yang membukanya.

"
Makasih sayang" Rio mengecup keningku membelai lembut rambutku.

Malam itu, aku ikut merayakan ulang tahun Rio . Hal yang tidak pernah aku lupakan. Aku takkan pernah lupa pada kue Black Forest yang mengantarkan aku dan Rio pada kisah manis ini. Rasanya kelak kami berdua akan membuka toko roti sebagai ucapan terimakasih.

Terimakasih BLACK FOREST….. :-)

-end

Tidak ada komentar:

Posting Komentar