Minyak goreng adalah minyak
yang berasal dari lemak
tumbuhan
atau hewan
yang dimurnikan dan berbentuk cair
dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng
makanan.
Minyak goreng dari tumbuhan biasanya dihasilkan dari tanaman seperti kelapa,
biji-bijian, kacang-kacangan, jagung,
kedelai
dan kanola.
Minyak
goreng umumnya berasal dari minyak kelapa sawit.
Minyak kelapa dapat digunakan untuk menggoreng karena struktur minyaknya yang
memiliki ikatan rangkap
sehingga minyaknya termasuk lemak
tak jenuh yang sifatnya stabil. Selain itu pada minyak kelapa terdapat asam lemak
esensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh. Asam lemak tersebut adalah
asam palmitat, stearat, oleat, dan linoleat.
menggoreng namun
minyak-minyak ini memiliki kandungan asam lemak
yang tinggi dan biasa digunakan sebagai bahan tambahan pada salad
dan makanan lainnya.
Minyak
goreng biasanya bisa digunakan hingga 3-4 kali penggorengan. Jika digunakan
berulang kali, minyak akan berubah warna. Saat penggorengan dilakukan, ikatan rangkap
yang terdapat pada asam lemak tak jenuh
akan putus membentuk asam lemak jenuh. Minyak yang baik adalah minyak yang
mengandung asam lemak tak jenuh yang lebih banyak dibandingkan dengan kandungan
asam lemak jenuhnya.
Setelah
penggorengan berkali-kali, asam lemak
yang terkandung dalam minyak akan semakin jenuh. Dengan demikian minyak
tersebut dapat dikatakan telah rusak atau dapat disebut minyak jelantah.
Penggunaan minyak berkali-kali akan membuat ikatan rangkap
minyak teroksidasi membentuk gugus peroksida
dan monomer
siklik, minyak yang seperti ini dikatakan telah rusak dan berbahaya bagi
kesehatan. Suhu
yang semakin tinggi dan semakin lama pemanasan, kadar asam lemak jenuh akan
semakin naik. Minyak nabati
dengan kadar asam lemak jenuh yang tinggi akan mengakibatkan makanan
yang digoreng menjadi berbahaya bagi kesehatan. Selain karena penggorengan
berkali-kali, minyak dapat menjadi rusak karena penyimpanan yang salah dalam
jangka waktu tertentu sehingga ikatan trigliserida
pecah menjadi gliserol
dan asam lemak bebas.
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kerusakan minyak
adalah:
·
oksigen
dan ikatan rangkap → semakin banyak ikatan rangkap dan oksigen yang terkandung maka minyak akan semakin cepat teroksidasi
·
antioksidan → membuat minyak lebih tahan terhadap oksidasi
Standar mutu minyak goreng berdasarkan SNI-3741-1995
Kriteria
|
Persyaratan
|
Bau dan rasa
|
Normal
|
Warna
|
Muda jernih
|
Kadar air
|
Maksimal 0,3%
|
Berat jenis
|
0,900 Gr/L
|
Asam lemak bebas
|
Maksimal 0,3%
|
Bilangan peroksida
|
Maksimal 2 meq/kg
|
Bilangan iod
|
45 - 46
|
Bilangan penyabunan
|
196 - 206
|
Indeks bias
|
1,448 - 1,450
|
Cemaran logam
|
Maksimal 0,1 mg/kg
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar