CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 27 November 2011

Demi Cinta


Aku masih termenung menatap langit-langit kamar. Meskipun pikiranku entah kemana. Aku hanya berharap jika saja waktu bisa kembali terulang, aku gak akan biarkan ini terjadi. 3 bulan sudah aku seperti ini, merasa bersalah akan diri aku sendiri merasa bersalah atas apa yang telah terjadi dimasa lalu. Ya Tuhan apa aku sanggup menjalani hidup dengan keadaan seperti ini? Berkali-kali aku mencoba untuk mengakhiri hidup ini, tapi semua sia-sia. Hemmm.. mungkin banyak orang yang tidak mengerti akan jalan pikiranku.
 

Aku mencoba untuk bisa melupakan kenangan itu, tapi memori-memori indah seperti kaset CD yang terus terekam di otakku. Hahhhh jujur aku capek dengan ini semua.


“Ify….” Seseorang memanggil ku. Yaaah orang itu ibuku, ibu yang selalu ada didalam hari-hariku.
Tanpa ibu, aku tak tahu bagaimana hidupkku kedepan.

“Iya bu..” aku menjawab panggilan ibu. Ibu masuk ke kamarku yang bercatkan warna putih dengan banyak poster-poster tokoh kartun terkenal. Beliau duduk disampingku membelai rambutku dengan penuh kasih sayang.

“Ify.. Ibu tahu kamu sedih tapi kamu tidak boleh terus-terusan seperti ini sayang. Ini semua bukan salah kamu, ini semua rencana dari Tuhan. Ibu ingin melihat Ify yang dulu, Ify yang ceria, bukan Ify seperti sekarang yang lemah. “ Mungkin sudah beberapa kali ibu berbicara seperti itu padaku,

memberikan semangat dorongan untuk aku hidup. Aku hanya memandang ibu lirih.

“Ya sudah, sekarang kamu makan ya. Ibu dan kak Iel menunggu kamu dibawah” aku hanya mengangguk. Kak Iel? Dia kakakku,, dia baru pulang dari Perancis, mungkin untuk beberapa minggu kedepan kak Iel akan menemaniku, dia izin untuk cuti dari kerjaannya.

Aku menuruni tangga menuju ruang makan. Disana telah ada Ibu dan kak Iel. Dengan gontai aku berjalan kearah mereka, melihat hidangan yang ada diatas meja makan. Aku duduk disamping kak Iel. Tak ada pembicaraan serius ketika kami makan, hanya sendok dan garpu yang beradu. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk menyudahi makan dan pergi kembali kekamarku.

“Ma.. kak Iel, Ify duluan ke kamar ya” ucapku hendak pergi.

“Loh.. Fy makan dulu donk” bujuk kak Iel. Aku hanya tersenyum sambil menggeleng.

Di kamar, aku memandangi sebuah figura berbentuk hati dengan sebuah foto didalamnya. Fotoku bersama dia, orang yang sangat aku sayangi, dia Rio. Fikiranku kembali teringat tiga bulan lalu, dimana malaikat pencabut nyawa mengambil orang yang sangat aku sayang.

***FlasBackON***

Hari ini tepat usia ku berumur 17 tahun. Tanggal 24 juni 2010 dengan memakai gaun biru, rambut yang aku urai hanya dengan sebuah bando perak, aku turun menemui Rio pacarku. Ya Tuhan… tak pernah aku melihat Rio sekeren ini dengan kaos putih yang dibalut jas hitam dan dasi perak serta jelana jeans warna hitam ditambah sepatu kets hitam dan rambut yang dibiarkan acak-acakan tetapi membuat dia tampak lebih keren .

“Ify.. kamu kenapa??” Tanya dia

“hah?? Gak kok kaget aja lihat kamu” jawab ku

“kenapa?? Ganteng ya..” ishh dia menggodaku. Tampak pipiku merah karena salting.
“hhaha. Pipi kamu merah”

“ihhh.. Rio udah donk jangan goda aku terus” ujarku

“haha.. ya sudah kita berangkat sekarang.?” Aku mengangguk..

Diperjalanan kami –aku dan Rio- membicarakan yang menurutku tidak penting tapi apapun itu pembicaraannya jika bersama Rio, semua jadi penting. Hhaha.

“Ify..” panggil Rio

“iya” aku menoleh

“kalau aku pergi nanti, aku mohon kamu lupain aku ya” apa?? Maksudnya Rio apa? Aku benar2 tak mengerti.

“maksud kamu??”

“emm.. gak aku gak punya maksud apa-apa, aku cuma mau kamu janji, kalau suatu saat nanti aku pergi, kamu harus bisa lupain aku dan cari pengganti aku, aku mau kamu bahagia walaupun aku gak ada disisi kamu” jujur aku sangat tidak mengerti apa yang diucapkan Rio.

“Fy.. kamu mau janji kan sama aku??”

“hem.. entahlah Yo, aku gak bisa ngumbar janji sembarangan, biar waktu nanti yang menjawab” Rio hanya mengangguk dan kembali fokus menyetir mobil.

Ketika sampai ditempat tujuan kami, yaitu café cimory, café langganan kami berdua. Seperti biasa kami duduk di meja nomer 24, entah kenapa aku sangat suka dengan angka 24 , aku merasa senang dengan angka 24, menurutku 24 adalah hari keberuntungan sekaligus hari kesialan untukku. Seorang pelayan datang ke meja kami memberikan sebuah buku menu makanan di café ini.

“kamu mau pesan apa Fy?”

“seperti biasa aja Yo”

“mbak banana split 2, capucino 1, dan chocolate 1 “ pesan Rio.

“Baik, tunggu 15 menit” ujar pelayan itu dan meninggalkan kami. Aku masih diam memikirkan perkataan Rio tadi, perasaanku tidak enak. Rio pun begitu, kami berdua diam larut dalam fikiran masing-masing, sampai akhirnya Rio memecahkan keheningan yang terjadi.

“Fy.. selamat ulang tahun ya”

“Makasih Yoo. Tapi kenapa kamu baru ngucapin sekarang?” Rio memang orang yang terakhir yang mnegucapkan selamat ulang tahun untukku.

“Aku gak mau yang pertama Fy, aku mau yang terakhir” ucapnya santai.

“Kenapa??”

“Karena jika aku ngucapin pertama kali itu pasti mudah dilupakan seiring banyaknya orang yang mengucapkan itu, tapi jika aku yang terakhir akan selalu diingat kan?? Karena setelah itu tidak ada lagi yang mengusik fikiran kamu oleh ucapan-ucapan dari orang lain” penjelasan dari Rio membuat ku terseyum.
“Makasih Rio”

“Aku punya ini buat kamu.” Rio memberika sebuah kotak musik berbentuk hati berwarna merah. Aku buka kotak musik itu dan waww.. hadiah yang sangat bagus, dengan sebuah musik dari demi lavato dan seorang perempuan yang sedang menari balet dan secarik surat.

“Bagus Yo, sekali lagi makasih ya” ucapku sambil memberikan senyuman yang sangat manis untuk Rio.

“Ada 1 lagi Fy”

“Apa??”

“Lihat didalam surat itu.” Aku menurut, aku buka surat itu dan mulai membacanya.

Ify. Selamat ulang tahun ya, semoga kamu panjang umur, sehat selalu dan sayang sama aku. Oo iya mungkin cuma itu yang bisa aku kasih sama kamu, bukan emas, mobil, atau apalah yang selalu diinginkan setiap wanita, aku hanya ngasih kotak musik itu supaya kamu selalu ingat sama aku dan sama lagu kenangan kita yang ada didalam kotak musik itu. Dan 1 lagi setelah kamu baca surat ini, kamu lihat apa yang ada dipinggir penari balet itu ada sebuah kotak kecil kamu buka isinya. Wish you all the best, my princes..

I LOVE YOU..

-Mario sayank Alyssa-

“Mbak, mas ini makanannya” seorang pelayan datang ke meja kami dengan membawa makanan yang tadi telah kami pesan.

“makasih mbak”

Iya mas. Saya permisi dulu” kami berdua mengangguk. Setelah itu aku melihat kotak kecil dan membukanya. Terkejut..ketika aku melihat kalung berbentuk hati berwarna putih perak yang cantik, aku tahu ini bukan kalung mainan, ini kalung emas. Apa Rio membelikan ini untukku?

“Ini untuk aku?” Rio hanya menganguk.

“Aku pakein ya” tawarnya. Dia berdiri di belakangku dan mulai memasangkan kalung itu.

“Kamu cantik Fy, pake kalung itu” aku tersipu mendengar pujian dari Rio.

“Sudah Yo, kita makan dulu lalu pulang, kasian ibu sendirian di rumah”

Setelah selesai makan kami bergegas pulang dan menuju ke parkiran, di dekat parkiran tanpa aku sadari ternyata ada sebuah Honda Jaz putih yang melaju cukup kencang ke arahku.

“IFY.. AWASSSSSSSSSS” teriak Rio dari belakang. Dia mendorongku hingga aku jatuh terpental ke pinggir aspal.

BUGH

Aku tak tahu itu bunyi apa sampai akhirnya aku melihat dan ya Tuhan..

RIOO…” aku lari menghampiri tubuh Rio yang tergeletak tak berdaya.

“Yo..Rio,.. kamu tahan ya, aku telepon ambulance “ ujarku cepat sambil menelopon ambulance.

“Jangan Fy.. Ify aa,,aku.. uu..ud..udah ngg..gak kuat” nafas Rio tersengal-sengal.

“Rio.. kamu jangan ngomong gitu, kamu tahan ya” pipiku sudah basah oleh air mata. Kini banyak orang yang mengerubungi kami.

“Fy.. ka..kamu jja..hh..jangan nna..nangis ya” dengan usaha Rio menghapus air mataku. Dia memegang tanganku erat.

“Ify.. aa..aaku,, hh.. sa..yang.. hh.. sa..ma.. ka..mu ..hh “ mata Rio terpejam untuk selamanya. Aku hanya bisa menangis sampai ambulance datang.

@Rumah sakit

Aku duduk di depan UGD sambil terus berdoa. Ya Tuhan, selamatkanlah Rio ya Tuhan, hanya itu doaku supaya Rio selamat.

“Nak Ify..” bu Manda dan pak Putra menghampiriku bersama ibu.

“Tante.. maafin Ify, tante.. Ify yang udah buat Rio seperti ini, Ify yang salah tante.. maafin Ify” aku meminta maaf pada keluarga Rio.

“Sudahlah nak.. Sekarang kita tunggu keputusan dokter” kata pak Putra.

“Keluarga Mario Stevano?” tanya dokter keluar dari UGD.

“Iya, dok.. kami orang tuanya”

“Dokter gimana keadaan Rio sekarang? Rio baik-baik saja kan dokter? Rio gak kenapa2 kan?” aku memberikan segudang pertanyaan.

“Pak..bu.. kami sudah berusaha semaksimal mungkin” gak.. perasaanku sudah mulai tidak enak, ibu memelukku.

“Tapi Tuhan berkata lain, Mario sudah pergi” Jdorrprangg. Hatiku terasa disambar petir, BuManda terisak dipelukan Pak Putra dan aku hanya memeluk ibu sambil menangis.

“Dok.. apa saya boleh melihat Rio?” dokter menganguk.

“Silahkan bu” tanpa fakir panjang aku lari dan menemukan tubuh Rio yang ditutup dengan kain putih yang berlumuran darah. Perlahan-lahan aku buka kain itu dan mendapatkan Rio terbujur kaku tak berdaya dengan wajah yang sangat pucat.

***FlasbackOff***

Sejak saat itulah aku jadi pemurung, pendiam dan selalu mencoba untuk bunuh diri. Aku merasa bersalah karena yang membuat Rio seperti ini adalah AKU… Jam sudah menunjukan pukul 9.30 dan aku belum juga tidur. Aku simpan fotoku bersama Rio dan mencoba untuk memejamkan mata.

“Ify..” suara ini, aku kenal suara ini, RIO. Ya itu suara Rio.

“Rio..” aku memeluk Rio tapi nihil tak bisa.
“Fy.. aku mohon kamu berubah Fy, berubah jadi Ify yang dulu, Ify yang aku kenal, aku gak mau kamu seperti sekarang Fy. Aku mohon” pinta Rio.

“Rio. Maafin aku, “ lirikku.

“Gak Fy,.. kamu gak salah, ini sudah takdir Fy.. Aku ikhlas dengan ini semua. Aku mohon Fy, kamu lupain aku, kamu bukan Ify yang aku kenal, Ify yang aku kenal semangat, ceria bukan seperti sekarang.. “

”Yoo..”

“Ify.. Dunia kita sudah berbeda.. Tolong ikhlaskan aku supaya aku tenang disana. “ aku mengangguk

“Aku pergi ya Fy..”

“Rioo..” panggilku, tapi tetap saja Rio tak kembali..

==========

RIOOOOOO.. “ aku terbangun dari tidurku, ku lihat jam 11.51

“Ternyata cuma mimpi” gumamku.

“Rio.. aku janji, aku akan jadi Ify yang dulu, Ify yang kamu kenal, aku akan berubah demi kamu Yo” janjiku.

Dan sejak itulah aku berubah menjadi Ify yang dulu, aku sudah mengikhlaskan Rio pergi. Membiarkan Rio tenang di alamnya sendiri. Kini aku sudah menjalani hidup yang baru tanpa Rio disampingku, tapi Rio dihatiku. Aku mengerti Rio melakukan semua ini demi cinta Rio padaku. Aku janji aku akan menjadi Ify yang diinginkan Rio.

Semoga Rioku disana

Kan baik-baik saja

Untuk selamanya

Disini aku kan selalu

Rindukan dirimu.. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar